Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Ke Blog Ini Semoga Bermanfaat Dan Mohon Maaf Jika Ada Terjadi Kesalahan Karena Saya Hanyalah Orang Yang Tak Pernah Luput Dari Kesalahan

Selasa, 29 Mei 2012

Konsep Aliran Tradisional



Konsep Aliran Tradisional 

Dalam sejarah perkembagan ilmu bahasa. Aliran Tradisional merupakan aliran pertama yang paling awal muncul sebelum aliran-aliran lainya. Sebagai aliran yang pertama, aliran ini banyak diwarnai oleh pemikiran pilsafat hal Ini tidak mengherankan karena cikal bakal aliran tradisional ada saat berkembangnya ilmu filsafat. Dengan demikian, sangat wajar cikal bakal aliran ini dihasilakan dengan oleh aliran pilsafat yaitu Plato yang pertama kali membicarakan tentang bahasa dengan mengemukakan dua konsep jenis kata, ini selanjutnya berkembang pesat dan menjadi cirri aliran tradisional. Namun kerangka piker dalam menelaah jenis kata masih dipengaruhi oleh cara berpikir filsafat permasalahan itulah yang akan dibahas lebih lanjut.

Sebagaimana dinilai para ahli bahasa, aliran ini didasarkan atas hasil studi bahasa yang umumnya dikenal sebagai perspektif student sehingga tata bahasanya disebut perspektif grammer. Inti dari tata bahasa perspektif ini adalah menghakimi benar salah pemakaian bahasa. Setiap berbahasa dan dimana pun tempatnya harus sesuai dengan kaidah bahasa yang telah ditetapkan. Apabila tidak, akan diyatakan salah, bila sesuia akan diyatakan benar. Dalam hal ini akan terasa benar kedudukan asli tata bahasa sebagai penguasa karena mereka membuat bahasa.

Salah satu cirri yang menunjol adalah mengutamakan kajian pada penjenisan kata. Hal ini dapat dibuktikan dari awal perkembangan hal ini dapat dibuktikan dari awal perkembangan melalui pendapat Plato yang membagi jenis kata bahasa yunani manjadi dua yaitu onoma dan rhema, dan kemudian muridnya, yaitu aris toteles menambah satu golongan lagi sydesmos tradisi penjenisan kata ini dilanjutkan lagi Dyomsius Thrax yang membagi jenis kata menjadi delapan, yaitu (1) kata benda, (2) kata ganti, (3) kata sifat, (4) kata kerja, (5) kata depan, (6) kat sambung, (7) kata keterangan, (8) kata seru.

Cirri lain yang juga cukup menonjol adalah senang bermain devinisi dirumuskan secara filsafat. Cirri ini merupakan pengaruh dari cara berfikir deduktif. Semua istilah didefinisikan baru kemudian diberi contoh. Berikut ini beberapa contoh definisi yang dikemukakan oleh tokoh aliran tradisional.

1. Kata benda adalah kata yang dipakai untuk menamai seseorang atau sesuatu.

2. Kata ganti ialah kata yang dipakai untuk menerangkan kata benda atau padanan kata benda

3. Kata sifat adalah kata yang dipakai untuk menerangkan kata benda.

4. Kata depan adalah kata yang ditempatkan di depan kata benda atau pada kata benda untuk menunjukkan hubungan antara orang atau sesuatu yang disebut dalam kata benda itu dengan sesuatu yang lain.

5. Kata penghubung adalah kata yang dipakai untuk menghubungkan kata-kata atau frasa-frasa atau anak kalimat dengan anak kalimat lainnya.

6. Kata keterangan adalah kata yang dipakai untuk menerangkan jenis kata apasaja selain kata benda atau kata ganti.

7. Kata seru adalah kata ataubunyi yang disisip[kan dalam kalimat untuk menyatakan perasaan tertentu dari fikiran.

8. Kata kerja adalah kata yang dipakai untuk menyattakan sesuatu tentang seseorang atau sesuatu.

Bukan hanya jenis kata saja yang diberlakukan demikian. Kalimat juga diberi sebagai ungkapan yang menyatakan pikiran yang lengkap dan memiliki subjek dan predikat. Dengan sendirinya, analisis kalimat dengan menggunakan pendekatan tradisional akan menghasilkan deskripsi jabatan kalimat, seperti subjek, predikat, dan objek. Analisis semacam ini sampai sekarang masih digunakan bahkan pada umumnya akan menggunakan cara analisis modern tradisional saat berhadapan dengan kalimat. Berikut ini contoh analisis kalimat dengan model tradisional.

1. Dia adalah adik saya

S P

2. Anisah menjadi mahasiswa teladan

S P

3. Wajahnya sangat cantik

S P

4. Tempat ini cukup aman

S P

5. Anaknya sedang berenang

S P

6. Dian membeli sabun mandi

S P O

7. Kami sedang menulis buku

S P O

8. Hari ini kita akan belajar bahasa Indonesia

K S P Pel

9. Dia sedang pergi ke Surabaya

S P K

10. Petani itu akan pergi ke sawah

S P K

Konsep aliran struktur

Menurut Ferdinand De Saussure dengan bukunya Course De Linguistique Generale (1916). Dia adalah bapak structural dengan teori-teorinya, ia mendobrak tradisi linguistic tradisional menjadi linguistic modern. Di samping dia, pada perkembangan selanjutnya, anda tentu juga pernah mendengar atau membaca nama Bloomfield. Dia satu diantara tokoh structural Amerika yang terkenal dengan pengaruh dalam menentukan arah structural. Pikiran-pikirannya banyak dijadikan dasar pengenbangan konsep-konsep kebahasaan berikutnya.

Gramatgikal structural memandang bahasa terdiri atas satuan-satuan. Satuan-satuan teersebut terbagi menjadi 2 golongan, yaitu:

A. Fonologi

1. Fon

2. Fonem 

B. Gramatika

1. Morf

2. Morfem

3. Kata

4. Frasa

5. Klausa

6. Kalimat

Analisis unsure langsungh merupakan metode analisis yang dikembangkan oleh gramatika structural sebagai usaha untuk mengungkap urutan pembentukan konstruksi kebahasaan dan menentukan struktur hierarki pembentukan bentuk bahasa yang lebih besar. Untuk menganalisis konstruksi sintaksis, terlebih dahulu kita menmahami criteria pemenggalan dalam analisis langsung dan model analisis langsung.

A. Kriteria pemenggalan unsure langsung

Menurut Parera (1993) dalam bukunya sintaksis memberikan beberapa criteria pemenggalan, tiga diantaranya sebagai criteria yang penting.

1. Kriteria kohesi internal adalah derajat- derajat konsituen-konsituen yang berfungsi sebagai satu-kesatuan. Misalnya frasa awal masa kanak-kanak atau masa awal kanak-kanak.

2. Kriteria makna, yaitu kriteria pemenggalan unsur langsung dengan dasar makna yang diacu. Misalnya, frasa buku sejarah baru. Frasa tersebut dapat dipenggal menjadi buku sejarah//baru atau buku//sejarah baru.

3. Kriteria diversitas internal misalnya frasa di atas lemari. Frasa ini mungkin akan dipenggal menjadi di//atas lemari atau di atas//lemari.

Ada beberapa model analisis unsur langsung diantaranya adalah model dari E. A. Nida yang berupa diagram bercabang dan model dari Rulon Wells yang berbentuk diagram kurung untuk menganalisis unsur langsung dan kalimat:

1. Model diagram bercabang (E. A. Nida)

Anak kecil itu sedang membawa makanan

2. Model diagram kurung (Rulon Wells)

((((anak) (kecil)) (itu)) (((sedang) (membawa)) (makanan)))


B. Penerapan Analisis Langsung

Teknik analisis unsur langsung dapat digunakan baik untuk menganalisis frasa maupun kalimat. Dalam tataran frasa, bila frasa tersebut hanya terdiri dari dua kata, kita tidak akan mengalami kesulitan untuk mengetahui unsur langsungnya, tetapi apabila lebih dari dua kata, kita harus menentukan dengan ketiga kriteria di atas. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh penerapan analisis langsung pada tataran frasa dan kalimat.

1. Kakak saya

2. Sedang membaca

3. Sepeda baru adik

4. Ke rumah kakak

Frasa kakak saya (1) dan sedang membaca (2) hanya dibentuk oleh dua kata. Dengan demikian, kita tidak akan kesulitan untuk menganalisisnya atas konstituen yang lebih kecil. Wujud analisis konstituen tersebut adalah sebagai berikut.

Kakak saya Sedang membaca

Kedua frasa di atas berbeda dengan frasa sepwda baru adik (3) dan kerumah kakak (4). Kedua frasa terbentuk atas tiga kata. Kita akan menganalisis kedua frasa tersebut menjadi sepeda baru/adik dan ke/rumah kakak. Dengan kata lain unsur langsung frasa sepeda baru adik adalah sepeda baru dan adik, sedangkan konstruksi sepeda baru terdiri atas dua konstituen unsur langsung, yaitu sepeda dan baru. Demikian juga halnya dengan analisis unsur langsung pada frasa ke rumah kakak adalah ke dan rumah kakak. Konstruksi rumah kakak juga terdiri atas dua konstituen sebagai unsur langsungnya, yaitu rumah dan kakak. Untuk itu wujud analisis langsungnya dapat dilihat di bawah ini:

Ke rumah kakak

Sepeda baru adik


Konsep Aliran Transformasi

Aliran ini juga menyatakan bahwa bahasa pada hakikatnya terdiri atas dua lapisan dalam (deep structure) dan lapisan permukaan (surface structure). Dengan kaidah transformasi struktur dalam dapat diubah manjadi struktur permukaan. Kaidah transformasi ini yang kemudian menjadi salah satu cirri khusus aliran transformasi.

Komponen bahasa hanya terdiri atas komponen struktur gatra, transformasi, dan komponen morfofonemik. Dengan kata lain, komponen tata bahasa terdiri atas dua komponen, taitu komponen sintaksis yang berupa struktur gatra dan transformasi serta komponen fonologi.

Kaidah leksikon adalah daftar semua keterangan morfem yang ada dan semua keterangan yang dibutuhkan untuk interprestasi semantic, sintaksis, dan fonologis (Suhardi 1988). Kaidah leksikon harus sudah mencerminkan keterangan-keterangan seperti jenis kata, baik abstrak maupun konkret, walaupun belum diketahui dengan jelas betul leksikon yang ada, termasuk juga sudah tergambar cirri khusus yang membedakan antara morfem yang sejenis.

Komponen tata bahasa selanjutnya adalah komponen semantik. Komponen semantik sangat menentukan interprestasi makna suatu kalimat (Chomsky, 1965). Interprestasi makna sangat berkaitan erat dengan struktur yang dihasilkan komponen sintaksis, sedangkan komponen fonologi diatas menentukan bunyi pada suatu kalimat yang dihasilkan oleh kaidah sintaksis, juga memberi penafsiran atau interprestasi bunyi pada sederetan unsur yang dihasilkan oleh kaidah transformasi.

Secara sederhana kalimat dasar adalah kalimat yang mempunyai seuah padanan farasa lain(mungkin berupa FN, FV, FAdj, FNum, Prep) sebagai pengisi fungsi subjek.

Ciri-ciri kalimat dasar menurut Suparno, 1991:

1. Lengkap

2. Simple

3. Statesmen

4. Aktif

5. Positif

6. Runtut



Ada lima pola kalimat dasar dalam kalimat bahasa Indonesia:

1. FN1 + FN2

Ia seorang guru

Pemuda itu pedagang ikan

2. FN + FV

Dokter sedang pergi

Anaknya sedang tidur

3. FN + FAdj

Lukisan itu indah

Baju anak itu kotor

4. FN + FNum

Bukunya dua buah

Anaknya lima orang

5. FN + FPrep

Kakek di kebun

Rumahnya di Jakarta



1. Kaidah transformasi dan kalimat transformasi

a. Kaidah transformasi

i. Kaidah transformasi

ii. Kaidah transformasi penambahan

iii. Kaidah transformasi pengurangan

iv. Kaidah transformasi pembalikan

v. Kaidah transformasi pemasifan

b. Jenis kalimat transformasi

i. Transformasi tunggal

ii. KTT pemutasian

iii. KTT penambahan

iv. KTT penghilangan

v. KTT penggantian

vi. KTT pasif

vii. KTT Tanya

viii. KTT perintah



c. Kalimat transformasi ganda (KTG)

i. KTG penjajaran (serial)

ii. KTG pemilihan

iii. KTG perlawanan



Konsep Aliran Tagmemik

Aliran ini sebenarnya ada dua generasi. Pertama memandang bahwa setiap tagmem hanya mempunyai dua cirri yaitu slot dan kelas. Kedua tagmen mempunyai empat cirri yaitu slot, kelas, peran, dan kohesi.

Konsep tentang takmen berbeda dengan takmen takmen yang digunakan oleh Bloomfield. Tagmem menurut aliran takmimik ada pada setiap struktur gramatikal, baik dalam tataran wacana. Alinea, kalimat, klausa, maupun kata, sedangkan tangmem itu sendiri merupakan bagian dari sebuah konstruksi gramatikal yang memiliki empat macam kelengkapan, yaitu ciri, kelas, peran, dan kohesi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar