Pengertian Kalimat dan Unsur Kalimat
A.
PENGERTIAN KALIMAT
Secara
tradisional biasanya kalimat dibatasi sebagai suatu kumpulan kata mengandung
pikiran atau pengertian yang lengkap. Kelengkapan pengertian tersebut ditandai
oleh kehadiran pokok (subjek) dan sebutan (predikat) dalam kalimat.
Bertitik
tolak dari hal tersebut, munculah berbagai pengertian kalimat yang dikemukakan
seperti berikut.
1. Kalimat adalah bentuk gramatikal yang tidak menjadi bagian atau unsur dari
bentuk gramatikal yang lebih besar (Hockett, 1968).
2. Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif telah dapat berdiri
sendiri, berpola intonasi akhir dan biasanya berupa klausa (Cook, 1971)
3. Kalimat adalah bagian ujaran yang didahului dan diikuti kesenyapan,
sedangkan intonasinya menunjukan bahwa bagian ujaran itu sudah lengkap (Craf,
1991)
4. Kalimat adalah satu gramatikal yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang
disertai nada akhir turun atau naik (Ramlan, 1991)
Apabila dicermati, batasan kalimat didalam memeliki
ciri pokok antara lain (1) Berupa satuan
bahasa (satuan gramatikal atau satuan ujaran), (2) Secara relatif dapat berdiri
sendiri, (3) dibatasi oleh kesenyapan awal dan kesenyapan akhir, dan (4)
memiliki pola intonasi akhir selesai/final. Berdasarkan pokok kalimat
diatas, jika dilihat dari segi segmentalnya kalimat dapaty berupa kata frasa,
atau klausa. Perhatikan contoh berikut.
(1)
Pergi ! (perintah)
(2)
Buku saya. (jawaban atas
pertanyaan “Buku milik siapa ini?”)
(3)
Anak itu sangat rajin. (berita)
(4)
Para siswa membersihkan ruang
kelas. (berita)
(5)
Ketika orna tuaku datang, saya
sedang mandi
Contoh (1) sampai dengan
(5) diatas adalah kalimat yang telah dapat
diketahui maknanya secara lengkap sesuai dengan
konteksnya. Apabila dari segi segmentalnya saja, kalimat (1) berupa kata,
kalimat (2) berupa frasa, kalimat (3),(4),dan (5) berupa klausa. Kalimat (3)
dan (4) masing-masing terdiri atas satu klausa, sedangkan kalimat (5) terdiri
atas dua klausa.
B.
UNSUR-UNSUR KALIMAT
Berdasarkan
kalimat diatas, kalimat itu terdiri atas dua unsur penting, yaitu :
1. Unsur segmental dalam kalimat adalah unsur yang berupa satuan-satuan bahasa
yang biasanyaa berbentuk kata, frasa, atau klausa.
2. Unrur suprasegmental atau prosodi adalah unsur yang berupa gejala ucapan
yan menonjol ketika bunyi-bunyi ujar dihasilkan.
C. POLA
KALIMAT BAHASA INDONESIA
Anda
tentunya sudah mengetahui bahwa unsur dari kalimat adalah klausa, tetapi masih
banyak orang yang terkecoh dan menyamakan antara klausa dengan kalimat. Hal ini
dikarenakan merak berhadapan dengan kalimat yang berklausa tunggal, yaitu
kalimat tunggal.
Seperti halnya yang
diuraikan oleh Sultan Takdir Alisyahbana, (1995) dalam bukunya Tata Bahasa.
Indonesia baru 1 dan 2 yang memperkenalkan “hukum D-M” (D = diterangkan dan M =
menerangkan), bahwa hukum DM tidak hanya tampak pada frasa, tetapi juga tampak
pada struktur kalima.
Contoh :
Contoh :
Baju baru
D M
Orang ini
D M
Contoh dalam struktur
kalimat dapat anda lihat berikut ini.
Televisi itu sudah rusak
D M
Disamping
itu, Slamet Mulyono dalam bukunya kaidah
bahasa indonesia (1959) juga menguraikan dengan teliti masalah sintaksis.
Menurutnya dalam kalimat ada dua gatra pokok, yaitu gatra pangkal (GP) dan
gatra sebutan (GS). Gatra paangkaal adalah pangkal pembicaraan, sedangkan gatra
sebutan adalah yang dikatakan tentang gatra paangkal. Dengan kala lain dapat
dikatakan bahwa gatra pangkal yang dipandang sebagai bagian dari kontruksi yang
diterapkan (atau D-nya) dan gatra sebutan adalah bagian dari kontruksi yang
berfungsi menerangkan (atau M-nya).
Contoh:
Ayam hitam
D M
Petani sedang menanam padi
GP
GS
Selain itu ada juga
pembagian pola kaidah bahasa Indonesia yang lain seperti dikemukakan oleh
Parera (1991). Menurutnya pola kalimat dasar bahasa Indonesia ada lima pola.
1. FB (Frasa Benda) + FB
Ayahnya seorang guru
Calon menantunya Dosen
UT
Suaminya pegawai negeri
2. FB + FK (Frasa Kerja)
Kedua anaknya sedang
tidur
Ayahnya sedang bekerja
Beberapa mahasiswa
sedang belajar
3. FB + FS (Frasa Sifat)/Fadj.
Wajahnya cukup cantik
Pemuda itu sangat sopan
Rumahnya cukup jauh
4. FB + FK + FB
Kedua anaknya itu sedang
membawa makanan
Kami sedang memperbaiki
proposal penelitian
Presiden akan meresmikan
pabrik kimia
5. FB + FK + FB + FB
Pemerintah akan memberi
korban banjir bahan makanan
Agus membuatkan anaknya
mainan
Guru memberi siswa
pekerjaan rumah
Lima pola kalimat dasar
bahasa Indonesia diatas oleh Abdul Chaer (1994) dapat dilengkapi dengan
menambah dua pola kalimat dasar. Kedua pola kalimat dasar itu adalah sebagai
berikut.
1. FB + Fbil (Frasa Bilangan)/Fnum
Sepatunya tiga pasang.
Uangnya enam juta.
Adiknya dua orang.
Kambingnya dua ekor.
2. FB + FD (Frasa Depan)/Fprep
Buku itu dibawah meja.
Sepatumu disamping
almari.
Ayah di kebun.
Ibu ke pasar.
Dengan
demikian berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pola kalimat dasar
bahasa Indonesia ada tujuh, yaitu :
1. FB + FB
2. FB + FK
3. FB + FS
4. FB + FBil
5. FB + FD
6. FB + FK + FB
7. FB + FK + FB + FB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar